Menguasai bahasa arab tidak mesti harus mondok dipesantren, karena tidak semua orang bisa punya kesempatan untuk mondok, toh banyak sekali orang-orang non pesantren yang bisa menguasai bahasa arab . Intinya untuk menguasai bahasa arab harus ada kemauan dan kesungguhan dalam mempelajarinya ..
Banyak orang beranggapan bahwa bahasa arab itu susah, saya katakan bahasa arab susah bagi orang yang menganggapnya susah, dan bahasa arab akan mudah bagi orang yang menganggapnya mudah. Intinya rubah pola fikir anda tentang bahasa arab susah menjadi mudah , karena ia akan bisa memotivasi anda untuk selalu mempelajarinya.
Banyak diantara kita yang ingin bisa bahasa arab, tapi jarang sekali diantara kita yang butuh bahasa arab. Bedakan antara keinginan dan kebutuhan. yang namanya keinginan tidak mesti harus di penuhi tetapi kebutuhan harus dipenuhi bagaimanapun kondisinya. Ibarat kita ingin mobil tapi terkadang kita merasa malas-malasan untuk memenuhinya , tetapi jika kita mindsetnya butuh mobil maka bagaimanapun kondisinya kita terus berjuang untuk mendapatkannya.Rubah mindset anda dari ingin bisa bahasa arab menjadi butuh bahasa arab
Berapa banyak yang ingin bisa bahasa arab dalam waktu singkat tetapi jarang sekali yang memiliki kesabaran untuk belajar bahasa arab dalam waktu yang cukup lama. Saya katakan belajar bahasa arab dalam kurun waktu 3 bulan sampai setahun , waktunya terlalu singkat sekali apalagi bertemunya hanya seminggu sekali. Untuk sekedar tahap bisa saya katakan bisa, tapi untuk menguasai butuh waktu bertahun-tahun. Tidak cukup hanya sekedar 3 tahun – 4 tahun tetapi butuh waktu bertahun-tahun untuk menguasainya.Intinya belajar itu butuh proses dan butuh kesabaran. Allah akan memberikan kefahaman bagi orang-orang yang mau bersabar dalam belajar.
Tanamkan rasa cinta dan rasa suka terhadap bahasa arab niscaya kita akan mudah memahaminya. Kefahaman berawal dari rasa cinta ,mustahil bagi kita menguasai bahasa arab jika kita phobia terhadap bahasa arab.Cintai terlebih dahulu maka rasa cinta itu akan memotivasi kita untuk senantiasa semangat dalam mempelajarinya.Tak Cinta Makanya Tak Faham ..
Niatkan bahasa arab untuk ibadah kepada Allah maka niscaya Allah akan memudahkan jalan kita dalam mempelajarinya. Motivasi dan orientasi belajar bahasa arab adalah motivasi untuk memahami al qur’an dan sunnah sesuai dengan pemahaman salaful ummah, orientasinya adalah orientasi akhirat karena bahasa arab dibawa sampai mati. Kelak ketika kita masuk ke liang kubur malaikat akan bertanya kepada kita denga bahasa arab*مَنْ رَبُّكَ ؟*
مَادِينُكَ؟
مَنْ هَذَا الرَّجُلُ الَّذِيْ بُعِثَ إِلَيْكَ؟
Bukan hanya sekedar dialam kubur saja, tapi nanti ketika kita masuk surga kelak kita akan komunikasi dengan bahasa arab.
Mendapatkan kesulitan dalam belajar bahasa arab adalah hal yang biasa, karena Allah tidaklah menciptakan surga kecuali Dia hiasi jalan menuju kesurga dengan duri-duri dan hambatan serta kesulitan-kesulitan .Hikmahnya adalah supaya kita selalu bersungguh untuk menggapainya. Begitu juga dengan belajar bahasa arab ketika kita menemukan kesulitan didalamnya hikmahnya adalah untuk menguji sejauh mana kesungguhan kita dalam mempelajarinya . Menguasai bahasa arab secara instant tidak memiliki nilai seni sedikitpun, tetapi menguasai bahasa arab secara bertahap masyaAllah seninya luar biasa. Perumpamaannya ibarat IMAM BUKHARI DENGAN SYAIKH GOOGLE , Imam Bukhari untuk mendapatkan satu hadits saja harus menempuh perjalanan sebulan lamanya itupun menaiki onta bukan menaiki pesawat. Tapi SYAIKH GOOGLE hanya membutuhkan waktu 1 menit untuk mencari ribuan hadits dengan bermodalkan kecepatan internet yang memadai. Tapi yang membedakan keberkahan ilmu yang didapatkan dengan kesungguhan bertahan lama dalam dada, sedangkan ilmu yang didapatkan lewat syaikh google hilang dengan begitu cepatnya. Sama dengan belajar bahasa arab masa kini untuk mencari arti satu kata bahasa arab tidak membutuhkan waktu yang lama cukup ketik Syaikh Google akan memberikan artinya. Kalau zaman saya dulu untuk mencari arti satu kata bahasa arab harus membuka kamus al munawwir yang tebalnya bejibun, harus membuka Kamus Almunjid yang tidak kalah tebalnya dengan Almunawwir, tapi seni yang didapatkan subhanallah, niat awal hanya mencari 1 kata tapi karena harus membolak balik halaman kamus jadinya dapat kosakata yang banyak dan daya ingatnya pun awet sampai sekarang.
Kalau prinsip ulama terdahulu
الْعِلْمُ فِي الصُّدُوْرِ لَا فِي السُّطُوْرِ
Ilmu itu didada dan bukan dibuku
Kalau ulama sekarang
الْعِلْمُ فِي الْحَاسُوْبِ لَا فِي الصُّدُوْرِ
اِذَا ضَاعَ الْحَاسُوْبُ ضَاعَ الْعِلْمُ
Ilmu itu dilaptop bukan didada
jika laptop hilang / eror maka ilmu itupun hilang/eror
Banyak orang sekarang yang ingin belajar bahasa arab gratis, karena bahasa arab hanya sekedar ilmu sampingan. Saya sepenuhnya tidak menyalahkan stigma diatas. Tapi pernahkah kita melihat biaya kursus komputer atau bahasa inggris? Biayanya fantastis mahal padahal orientasinya hanya sebatas dunia saja, tidak sampai pada orientasi akhirat.Cobalah kita buka siroh Imam Abu Hanifah karena saking ikromnya terhadap ilmu ( ilmu diniyyah) ia rela mengeluarkan 1000 dirham untuk guru ngaji yang mengajarkan anaknya surat Al fatihah saja .Bisa kita bayangkan jika uang seribu dirham kita kalkulasikan dengan uang rupiah …wow nilai yang sangat fantastis ..
bukan berarti seorang guru diniyyah itu orientasinya semata-mata karena fulus saja tetapi yang menjadi pointer dalam kulwit ini adalah ikrom kita terhadap ilmu syar’i. Kita rela mengeluarkan fulus yang banyak untuk kepentingan les matematika anak kita, tetapi jarang sekali diantara kita yang mau merogoh sakunya untuk seorang guru ngaji TPA. Padahal yang diajarkan di TPA kaitannya dengan moral dan ilmu agama anak-anak kita
Bukankah Imam Syafi’i pernah berkata kaitannya dengan menuntut ilmu
لَنْ تَنَالَ الْعِلْمَ اِلَّا بِسِتَّةٍ
الذَّكَاءُ وَالْحِرْصُ وَالْاِجْتِهَادُ وَالْمَالُ وَمُصَاحَبَةُ الأُسْتَاذِ وَطُوْلُ الزَّمَانِ
Kamu tidak akan pernah mendapatkan ilmu kecual dengan 6 hal :
1.Kecerdasan
2.Kemauan yang keras
3.Kesungguhan
4.Harta/ biaya
5.Berteman dengan ustadz
6.Waktu yang panjang
7.Teruslah belajar, belajar dan belajar. Jangan pernah merasa cukup dengan apa yang kita miliki saat ini karena ilmu Allah itu luas.